Untuk mempertinggi akhlak dan budi
pekerti ialah menghindari sifat-sifat takhalli. Sifat takhalli ialah sifat yang
tercela dan bertentangan degan ajaran agama. Untuk sampai pada amalan yang baik
demi mencapai budi pekerti yang mulia maka terlebih dahulu seseorang harus
menghindarkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela. Dan untuk mengamalkan
amalan yang baik tentunya seseorang harus mengetahui mana yang merupakan sifat
tercela, buruk dan harus dihindari.
Menurut pandangan agama, sifat-sifat
yang tercela itu adalah sebagai berikut:
- Hasud
Hasud menurut basa diartikan iri hati. Seorang yang hatinya
sudah dilapisi oleh sifat hasud maka ia selalu merasa iri hati terhadap
kelebihan orang lain itu hilang lenyap kemudian mengalir kepadanya. Misalkan ada
orang yang hidup tentram dan damai, maka seorang yang bersifat hasud akan
merasa benci dan kemudian berusaha dengan segala cara agar kehidupan orang yang
damai tersebut rusak dan tidak berbahagia. Ia kemudian berusaha untuk
merusaknya. Demikianlah orang yang mempunyai watak dan sikap hasud, tidak suka
terhadap orang lain yang bahagia. Hatinya yang hitam selalu mengiginkan agar di
dunia ini hanya dialah yang memiliki sifat hasud beranggapan bahwa orang lain
tidak boleh merasakan kebahagiaan kecuali dirinya sendiri.
Menurut pandangan Sufi bahwa hasud itu sangat berbahaya dalam
kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Orang yang mempunyai hasud sebelum
mencapai maksudnya telah membinasakan dirinya sendiri. Akibat hasud menurut
pandangan Sufi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mereka akan menderita hati dan
terekam serta duka cita yang berkepanjangan. Mengapa demikian? Duka cita itu
berbentuk keresahan hati dan kegelisahan kalbu karena ia melihat orang lain
lebih baik dibandingkan dirinya, orang lain lebih mapan dari dirinya dan
kemudian membenci serta hatinya merasa iri yang akhirnya akan menimbulkan
tekanan dalam hatinya.
b. Mereka akan menderita kecelakaan yang
tak dapat ditolong oleh siapa pun.
c. Mendapat cemoohan dan celaan dari
orang lain, baik tetangga dekat maupun pergaulan sehari-hari.
d. Mereka akan mendapatkan amarah dari
Allah sebab Dia sangat membenci orang-orang yang memiliki pikiran hasud.
e. Mereka tak akan memperoleh rahmat
serta hidayah dari Allah sebab Allah telah membiarkan orang-orang yang mempunyai
pikiran hasud.
2. Dengki
Sifat dengki adalah sifat yang tercela melebihi sifat hasud.
Orang yang dikatakan mempunyai sifat hasud maka baginya telah tertutup suatu
kebenaran. Yang ada dalam dirinya hanyalah keserakahan dan kedengkian yang
menjadi-jadi. Saat melihat saudaranya hidup dalam kebahagiaan atau pada saat
melihat tetangganya dapat hidup mewah maka ia akan merasa benci dan muak dalam hatinya. Dan tak segan-segan ia akan
memutuskan persaudaraan, tidak menegur dan tidak memberi salam. Orang yang
demikian inilah yang dikatakan memiliki sifat dengki.
3. Takabur dan Sombong
Agama dan bangsa mana pun di dunia ini semuanya tidak akan
menyukai sifat takabur atau sombong, sebab sifat yang demikian itu adalah sifat
tercela dan menurut adab manusia merupakan suatu watak yang buruk.
Takabur adalah termasuk penyakit jiwa yang membahayakan iman
dan orang Sufi benar-benar menghindari serta semaksimal mungkin menghilangkan
sifat sombong dan takabur dalam dirinya. Takabur adalah suatu sifat yang
berusaha menyamakan dirinya dengan Tuhan. Orang-orang yang sombong selalu
menganggap segala kenikmatan, segala kekayaan yang dimilikinya dan semua
kelebihannya itu bukan datang dari Allah. Ia menganggap bahwa semua itu terjadi
karena dirinya sendiri, menganggap orang lain tak berpengaruh dan menganggap
Allah tidak ada artinya sama sekali.
4. Tafakhur yaitu Membanggakan Keturunan
dan Harga Diri
Tafakhur adalah suatu sifat yang selalu menonjolkan gelar,
harga diri dan pengkat sera nasabnya, atau lebih tepat dikatakan bahwa tafakhur
itu membanggakan keturunan sera nasabnya. Selama sifat tafakhur menguasai jiwa
manusia, maka selam itulah kesombongan dan membanggakan diri tetap terukir di
dalam dada.
Orang yang mempunyai sifat tafakhur pada umumnya mereka yang
berasal sari golongan ningrat, bangsawan atau keluarga orang kaya atau
di istilahkan “darah biru”. Mereka cenderung menonjolkan sanak saudaranya dan
menghitung-hitung kekayaan keturunannya, dan mereka juga cenderung mengandalkan
pangkat bapaknya serta harga diri keluarganya di muka umum.
Jika sudah demikian keadaannya maka orang seperti itu akan
selalu memandang rendah terhadap orang lain yang dianggap tidak sederajat
dengannya, menginjak-injak orang miskin. Terhadap golongan bawah dianggapnya
tak lebih dari sampah. Mereka tak memandang orang lain degan mata hatinya yang
jernih , mereka hanya menggunakan mata kepala mereka yang telah silau oleh harta
benda dunia.
5. Gabad atau Kemarahan
Sifat Takhali yang lain menurut pandangan ahli Sufi ialah
kemarahan atau “ghabad”. Ini pun sangat dihindari kemarahan itu akan merusak
iman dan merusak jalannya sendiri. Kemarahan itu bagaikan jadam yang merusakkan
madu.
Senjata yang paling ampuh bagi seseorang untuk menekan
kemarahannya ialah berlatih sabar. Misalkan suatu saat muncul kemarahan yang
didorong oleh hawa nafsu, maka akan ditekannya dengan kesabaran sera meminta
perlindungan Allah. Kemarahan itu adalah setan, oleh karena itu mereka yang
meminta perlindungan kepada Allah akan terlepas dari kemarahan tersebut.
6. Riya’
Riya’ adalah nafsu untuk dikagumi orang lain. Orang riya’
dalam melakukan ibadah semata-mata dikagumi oleh orang lain. Ingin di sanjung
dan dipuji. Di depan orang senantiasa melakukan amalan yang baik dan beribadah
dengan sempurna, namun jika orang tidak melihatnya maka sifatnya yang buruk
akan muncul kembali. Ia beribadah bukan karena Allah. Tetapi karena ingin
dikagumi oleh orang lain.
Kita mengetahui bahwa segala amalan dan kualitas ibadah
bukan orang yang menilainya, melainkan tergantung kepada Allah semata. Orang
yang tulus ikhlas melakukan ibadah, tak ingin dipuji orang, di sanjung atau
dikagumi. Bahkan orang tarekat sama sekali berusaha agar mutu ibadahnya jangan
ada orang yang mengagumi.
Beribadah secara bersih memang akan terasa sulit, artinya
melakukan amalan-amalan di jalan Tuhan yang terlepas sama sekali dari riya’,
ujub takabur, hasad dan lain sebagainya memanglah sulit. Orang yang mempunyai
sifat riya’, maka segala amalan yang dilakukan hanyalah demi mengangkat
namanya, agar di sanjung, dinilai baik, diperhatikan dan dipuji. Melalui dari
bersedekah, memberikan santunan kepada anak yatim sampai melakukan ibadah haji,
bahkan shalatnya dilakukan semata-mata agar orang lain menganggap dirinya
paling dekat dengan Allah.
7. Kikir dan Cinta kepada Kekayaan
Harta benda dan segala kebaikan dunia yang menyilaukan
seringkalil mengikat hati manusia. Manusia yang telah terikat hatinya oleh harta
benda dan kekayaan, maka akan terlupa dirinya kepada Allah sehingga ia menjadi
kikir. Perasaan yang kikir tersebut cenderung dipengaruhi oleh rasa rakus.
Orang kikir yaitu orang-orang yang mencintai harta benda
secara berlebihan tak pernah bersyukur bahwa nikmat yang dirasakan itu
datangnya dari Allah. Mereka selalu merasa kurang sehingga tidak mau melepaskan
hartanya sedikit pun untuk di sedekahkan.
8. Sifat ingin terkenal
Nafsu yang berkeinginan agar namanya terkenal dan terhormat
merupakan suatu pertanda bagi seorang bahwa orang yang bersangkutan telah
tergila-gila dan cinta terhadap kemilau dunia.
9. Ghibah
Ghibah yaitu suka menjelek-jelekkan orang. Kita dilarang
untuk mengungkit kesalahan orang lain apalagi sampai menggunjing/mengumpat
sebagian yang lain, karena hal yang demikian disamakan dengan seseorang yang
memakan bangkai saudaranya sendiri.
10. Namimah
Namimah adalah suatu sifat dari seseorang yang mempunyai
maksud untuk mengadu domba, misalnya memindahkan perkataan seseorang kepada
orang lain yang bertentangan dan menjadikan kedua orang yang bertentangan
tersebut bertengkar.namimah dapat diartikan juga sebagai suatu akhlak untuk
menyebar fitnah dan memecah belah suatu kaum, suatu ikatan keluarga, suatu
ikatan famili dan lain sebagainya.
11. Berdusta
Pada umumnya sifat dusta memang suatu sifat yang tercela,
baik menurut adab sopan santun bangsa kita maupun menurut agama. Dusta adalah
suatu akhlak yang akan mengotori jiwa, jika jiwa telah kotor oleh dusta maka
selamanya akan tertutup jalan menuju kesempurnaan ibadah.
12. Banyak bicara yang tidak berguna
Berbicara yang tak bermanfaat atau terlalu sering membicarakan
masalah-masalah di luar agama hanyalah akan membutakan mata hati dan menutup
jiwa yang suci.
Sebenarnya yang
di kategorikan sifat-sifat takhalli
menurut pandangan Sufi itu banyak sekali, jika ditulis semuanya, tentu tidak
akan cukup. Jadi segala nafsu yang bertujuan mengikat diri pada kesenangan
dunia akan dapat menghalangi ibadah dan mengotori jiwa.