Label

Tampilkan postingan dengan label Sifat Hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sifat Hidup. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Maret 2013

Sifat Tercela

Untuk mempertinggi akhlak dan budi pekerti ialah menghindari sifat-sifat takhalli. Sifat takhalli ialah sifat yang tercela dan bertentangan degan ajaran agama. Untuk sampai pada amalan yang baik demi mencapai budi pekerti yang mulia maka terlebih dahulu seseorang harus menghindarkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela. Dan untuk mengamalkan amalan yang baik tentunya seseorang harus mengetahui mana yang merupakan sifat tercela, buruk dan harus dihindari.
Menurut pandangan agama, sifat-sifat yang tercela itu adalah sebagai berikut:
  1.      Hasud
Hasud menurut basa diartikan iri hati. Seorang yang hatinya sudah dilapisi oleh sifat hasud maka ia selalu merasa iri hati terhadap kelebihan orang lain itu hilang lenyap kemudian mengalir kepadanya. Misalkan ada orang yang hidup tentram dan damai, maka seorang yang bersifat hasud akan merasa benci dan kemudian berusaha dengan segala cara agar kehidupan orang yang damai tersebut rusak dan tidak berbahagia. Ia kemudian berusaha untuk merusaknya. Demikianlah orang yang mempunyai watak dan sikap hasud, tidak suka terhadap orang lain yang bahagia. Hatinya yang hitam selalu mengiginkan agar di dunia ini hanya dialah yang memiliki sifat hasud beranggapan bahwa orang lain tidak boleh merasakan kebahagiaan kecuali dirinya sendiri.
Menurut pandangan Sufi bahwa hasud itu sangat berbahaya dalam kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Orang yang mempunyai hasud sebelum mencapai maksudnya telah membinasakan dirinya sendiri. Akibat hasud menurut pandangan Sufi tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Mereka akan menderita hati dan terekam serta duka cita yang berkepanjangan. Mengapa demikian? Duka cita itu berbentuk keresahan hati dan kegelisahan kalbu karena ia melihat orang lain lebih baik dibandingkan dirinya, orang lain lebih mapan dari dirinya dan kemudian membenci serta hatinya merasa iri yang akhirnya akan menimbulkan tekanan dalam hatinya.
b.      Mereka akan menderita kecelakaan yang tak dapat ditolong oleh siapa pun.
c.       Mendapat cemoohan dan celaan dari orang lain, baik tetangga dekat maupun pergaulan sehari-hari.
d.      Mereka akan mendapatkan amarah dari Allah sebab Dia sangat membenci orang-orang yang memiliki pikiran hasud.
e.      Mereka tak akan memperoleh rahmat serta hidayah dari Allah sebab Allah telah membiarkan orang-orang yang mempunyai pikiran hasud.
2.      Dengki
Sifat dengki adalah sifat yang tercela melebihi sifat hasud. Orang yang dikatakan mempunyai sifat hasud maka baginya telah tertutup suatu kebenaran. Yang ada dalam dirinya hanyalah keserakahan dan kedengkian yang menjadi-jadi. Saat melihat saudaranya hidup dalam kebahagiaan atau pada saat melihat tetangganya dapat hidup mewah maka ia akan merasa benci dan muak dalam hatinya. Dan tak segan-segan ia akan memutuskan persaudaraan, tidak menegur dan tidak memberi salam. Orang yang demikian inilah yang dikatakan memiliki sifat dengki.
3.      Takabur dan Sombong
Agama dan bangsa mana pun di dunia ini semuanya tidak akan menyukai sifat takabur atau sombong, sebab sifat yang demikian itu adalah sifat tercela dan menurut adab manusia merupakan suatu watak yang buruk.
Takabur adalah termasuk penyakit jiwa yang membahayakan iman dan orang Sufi benar-benar menghindari serta semaksimal mungkin menghilangkan sifat sombong dan takabur dalam dirinya. Takabur adalah suatu sifat yang berusaha menyamakan dirinya dengan Tuhan. Orang-orang yang sombong selalu menganggap segala kenikmatan, segala kekayaan yang dimilikinya dan semua kelebihannya itu bukan datang dari Allah. Ia menganggap bahwa semua itu terjadi karena dirinya sendiri, menganggap orang lain tak berpengaruh dan menganggap Allah tidak ada artinya sama sekali.
4.      Tafakhur yaitu Membanggakan Keturunan dan Harga Diri
Tafakhur adalah suatu sifat yang selalu menonjolkan gelar, harga diri dan pengkat sera nasabnya, atau lebih tepat dikatakan bahwa tafakhur itu membanggakan keturunan sera nasabnya. Selama sifat tafakhur menguasai jiwa manusia, maka selam itulah kesombongan dan membanggakan diri tetap terukir di dalam dada.
Orang yang mempunyai sifat tafakhur pada umumnya mereka yang berasal sari golongan ningrat, bangsawan atau keluarga orang kaya atau di istilahkan “darah biru”. Mereka cenderung menonjolkan sanak saudaranya dan menghitung-hitung kekayaan keturunannya, dan mereka juga cenderung mengandalkan pangkat bapaknya serta harga diri keluarganya di muka umum.
Jika sudah demikian keadaannya maka orang seperti itu akan selalu memandang rendah terhadap orang lain yang dianggap tidak sederajat dengannya, menginjak-injak orang miskin. Terhadap golongan bawah dianggapnya tak lebih dari sampah. Mereka tak memandang orang lain degan mata hatinya yang jernih , mereka hanya menggunakan mata kepala mereka yang telah silau oleh harta benda dunia.
5.      Gabad atau Kemarahan
Sifat Takhali yang lain menurut pandangan ahli Sufi ialah kemarahan atau “ghabad”. Ini pun sangat dihindari kemarahan itu akan merusak iman dan merusak jalannya sendiri. Kemarahan itu bagaikan jadam yang merusakkan madu.
Senjata yang paling ampuh bagi seseorang untuk menekan kemarahannya ialah berlatih sabar. Misalkan suatu saat muncul kemarahan yang didorong oleh hawa nafsu, maka akan ditekannya dengan kesabaran sera meminta perlindungan Allah. Kemarahan itu adalah setan, oleh karena itu mereka yang meminta perlindungan kepada Allah akan terlepas dari kemarahan tersebut.
6.      Riya’
Riya’ adalah nafsu untuk dikagumi orang lain. Orang riya’ dalam melakukan ibadah semata-mata dikagumi oleh orang lain. Ingin di sanjung dan dipuji. Di depan orang senantiasa melakukan amalan yang baik dan beribadah dengan sempurna, namun jika orang tidak melihatnya maka sifatnya yang buruk akan muncul kembali. Ia beribadah bukan karena Allah. Tetapi karena ingin dikagumi oleh orang lain.
Kita mengetahui bahwa segala amalan dan kualitas ibadah bukan orang yang menilainya, melainkan tergantung kepada Allah semata. Orang yang tulus ikhlas melakukan ibadah, tak ingin dipuji orang, di sanjung atau dikagumi. Bahkan orang tarekat sama sekali berusaha agar mutu ibadahnya jangan ada orang yang mengagumi.
Beribadah secara bersih memang akan terasa sulit, artinya melakukan amalan-amalan di jalan Tuhan yang terlepas sama sekali dari riya’, ujub takabur, hasad dan lain sebagainya memanglah sulit. Orang yang mempunyai sifat riya’, maka segala amalan yang dilakukan hanyalah demi mengangkat namanya, agar di sanjung, dinilai baik, diperhatikan dan dipuji. Melalui dari bersedekah, memberikan santunan kepada anak yatim sampai melakukan ibadah haji, bahkan shalatnya dilakukan semata-mata agar orang lain menganggap dirinya paling dekat dengan Allah.
7.      Kikir dan Cinta kepada Kekayaan
Harta benda dan segala kebaikan dunia yang menyilaukan seringkalil mengikat hati manusia. Manusia yang telah terikat hatinya oleh harta benda dan kekayaan, maka akan terlupa dirinya kepada Allah sehingga ia menjadi kikir. Perasaan yang kikir tersebut cenderung dipengaruhi oleh rasa rakus.
Orang kikir yaitu orang-orang yang mencintai harta benda secara berlebihan tak pernah bersyukur bahwa nikmat yang dirasakan itu datangnya dari Allah. Mereka selalu merasa kurang sehingga tidak mau melepaskan hartanya sedikit pun untuk di sedekahkan.
8.      Sifat ingin terkenal
Nafsu yang berkeinginan agar namanya terkenal dan terhormat merupakan suatu pertanda bagi seorang bahwa orang yang bersangkutan telah tergila-gila dan cinta terhadap kemilau dunia.
9.      Ghibah
Ghibah yaitu suka menjelek-jelekkan orang. Kita dilarang untuk mengungkit kesalahan orang lain apalagi sampai menggunjing/mengumpat sebagian yang lain, karena hal yang demikian disamakan dengan seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri.
10.  Namimah
Namimah adalah suatu sifat dari seseorang yang mempunyai maksud untuk mengadu domba, misalnya memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain yang bertentangan dan menjadikan kedua orang yang bertentangan tersebut bertengkar.namimah dapat diartikan juga sebagai suatu akhlak untuk menyebar fitnah dan memecah belah suatu kaum, suatu ikatan keluarga, suatu ikatan famili dan lain sebagainya.
11.  Berdusta
Pada umumnya sifat dusta memang suatu sifat yang tercela, baik menurut adab sopan santun bangsa kita maupun menurut agama. Dusta adalah suatu akhlak yang akan mengotori jiwa, jika jiwa telah kotor oleh dusta maka selamanya akan tertutup jalan menuju kesempurnaan ibadah.
12.  Banyak bicara yang tidak berguna
Berbicara yang tak bermanfaat atau terlalu sering membicarakan masalah-masalah di luar agama hanyalah akan membutakan mata hati dan menutup jiwa yang suci.
Sebenarnya yang di kategorikan sifat-sifat takhalli menurut pandangan Sufi itu banyak sekali, jika ditulis semuanya, tentu tidak akan cukup. Jadi segala nafsu yang bertujuan mengikat diri pada kesenangan dunia akan dapat menghalangi ibadah dan mengotori jiwa.

Jumat, 15 Februari 2013

Sifat Terpuji

Akhlak merupakan suatu tingkah laku sehari-hari dalam pergaulan yang berhubungan dengan sesama manusia. Akhlak yang buruk akan menjadikan buruknya ibadah dan sebaliknya akhlak yang baik akan menjadi baik ibadah seseorang. Jika seseorang mempunyai akhlak mulia terhadap sesama, bersopan santun, selalu menjaga adab pergaulan yang baik maka demikianlah keadaan hati orang tersebut. Segala gerakan anggota tubuh adalah hasil goresan dalam hati dan segala amal perbuatan adalah hasil dari budi pekerti.
Sifat terpuji menurut pandangan agama dan patut dikembangkan adalah sebagai berikut:
1.      Gemar Melakukan Taubat
Taubat merupakan suatu yang utama, bagaikan tiang untuk ibadah seorang yang telah melakukan ibadah, telah kembali ke jalan Allah dan menyesali segala perbuatannya yang tercela serta berjanji untuk tidak mengulangi kembali perbuatannya, maka dialah yang dicintai dan dikasihi oleh Allah.
2.      Takut Kepada Allah
Adapun takut kepada Tuhan merupakan suatu perhiasan pribadi muslim. Jika seseorang telah dibekali perasaan takut kepada Tuhan, maka dimungkinkan untuk mencapai ketaqwaan dan ibadah yang sempurna. Seseorang yang telah bersikap demikian, perasaannya dimanapun berada seolah-olah melihat Allah sehingga dalam melakukan apapun tidak pernah lepas dari pengamatan Allah.
3.      Hidup Zuhud
Hidup zuhud berarti suatu kehidupan yang sama sekali tidak mementingkan kemulian dunia, sama sekali tidak mementingkan kemuliaan dunia, sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menjadi kaya, tak memiliki keinginan untuk menjadi terhormat dan lain sebagainya.
4.      Sifat-sifat Sabar
Latihan untuk melakukan sikap dan sifat yang sabar ini begitu diutamakan dalam ajaran agama. Dengan melatih kesabaran maka semuanya akan dapat dilakukan degan lancar. Ujian kesabaran apabila telah berhasil maka ujian yang lainnya akan dapat diamalkan degan baik. Menurut Iman Ghazali, sabar itu ada bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Iffah ialah bentuk kesabaran untuk menahan hawa nafsu syahwat da hawa nafsu perut.
b.      Dhabun Nafs ialah kesabaran untuk mengekang diri dari ketamakan terhadap harta benda.
c.       Hilm yaitu bentuk kesabaran untuk menahan kemarahan dan kejengkelan hati.
d.      Si’atus Sadar ialah bentuk kesabaran yang ditujukan untuk menahan hinaan atau kecaman.
e.      Zuhud ialah kesabaran yang ditujukan untuk menahan keluhuran budi dan mempertahankan nama baik dalam kehidupan.
f.        Qona’ah adalah kesabaran untuk menerima nasib yang menjadi kenyataan hidupnya.
5.      Mengembangkan Sifat Syukur Kepada Allah
Seorang yang senantiasa melakukan bersyukur setiap waktu maka pertanda ia telah mengakui adanya Allah, adanya kekuasaan dan kemurahan-Nya. Dengan  bersyukur , maka seseorang akan menjadi semua ibadahnya. Degan senantiasa bersyukur maka seseorang akan terlepas dari nafsu kecongkakan, rakus dan sombong . semua sifat tersebut adalah sifat tercela yang menghalang-halangi keberhasilan tarekat yang ditempuh. Bersyukur akan membuat manusia dapat menemukan dirinya-sendiri dan menyadari apa arti hidup yang sebenarnya.
6.      Mengembangkan Sifat Ikhlas dan Rela
Ikhlas yang dimaksudkan dalam hal ini ialah ikhlas dalam segala amal perbuatan, misalnya ikhlas dalam segala amal perbuatan, misalnya ikhlas dalam bentuk lisan, perbuatan, hati nurani dan sebagainya. Dalam beribadah kita pernah mengenal bahwa ada sebuah dalil yang mengatakan bahwa jika kita beribadah terhadap Tuhan maka hendaknya disertai degan hati yang ikhlas. Allah tidak akan menerima ibadah seseorang jika ibadah yang dilakukannya tidak ikhlas.
7.      Mengembangkan Sifat Tawakkal
Tawakkal artinya berserah diri kehadapan Allah, menyerahkan segala kehidupannya baik lahir maupun batin kepada-Nya. Orang yang bertawakkal yakin, semua yang terjadi dan menimpa dirinya semata-mata datang dari Allah.
Tawakkal menurut pengertian umum ialah penyerahan diri sepenuhnya yang dilakukan seseorang  setelah melakukan berbagai usaha namun gagal. Menurut pandangan agama ada tiga macam syart yang harus dipenuhi,diantaranya sebagai berikut:
a.      Menanamkan suatu kepercayaan kepada Allah dengan sungguh-sungguh bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Pada-Nyalah segala kemurahan dari rezeki dan kepada-Nya segala penentuan hidup manusia
b.      Mencintai Allah sepenuh hati, lahir maupun batin. Bagaikan cinta seorang ibu kepada anaknya, menyerahkan segala apa yang ada pada dirinya
c.       Menyerahkan diri bagaikan penyerahan mayat di depan orang yang memandikan dan mengkafani, ikhlas menyerahkan segala-galanya.
Sebenarnya yang dikategorikan sifat-sifat terpuji menurut agama itu banyak, segala sesuatu yang bertujuan untuk memperbagus budi pekerti dan memperbaiki akhlak sopan santun hal tersebut termasuk dalam kategori sifat terpuji. Kesimpulannya bahwa antara pikiran, perkataan dan perbuatan harus selaras dan tidak boleh ada salah satu yang bertentangan.